Senin, 31 Oktober 2011

“ Sepotong Sajak dalam Terik Lepas “

Dari manakah datangnya kebahagiaan itu
Yang dengannya kita dapat tersenyum puas...
Sedang kesedihan selalu menguntit dari belakang
Tanpa ada sebuah persetujuan...

Akukah manusia lantang itu?
Yang dengan percaya diri mengibarkan bendera lidah tak bertepi
Akukah manusia diktator itu?
Yang dengan bangga menyalahgunakan kekuasaan semu
Akukah manusia angkuh itu?
Yang dengan santai mempermainkan nafas usiaku

Tak ada yang bisa menjadi sempurna
Namun, ketulusan hati akan bisa mengantarnya pada gerbang kesempurnaan
Dengan bekal kesungguhan tekad...
Paling tidak, mampu menghajatkan sepenggal rasa optimisme
Sebuah gelar yang menjadikan manusia terlihat terhormat

Tertawa bukanlah tolak ukur kebahagiaan seseorang
Ia hanya wakil dari pelampiasan suasana
Bahkan terkadang air mata dapat menduduki kepuasan batin itu
Ia-kah karena sebuah subyektivitas belaka?
Kebahagiaan sejati hanya akan hadir dari jiwa-jiwa tenang
Yang dapat ditemukan dari hati yang sejuk
Yang paham dan bijak dalam menyikapi realita

Mantiq, Oktober’08

Tidak ada komentar:

Posting Komentar